twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Tuesday 10 December 2013

Mindset Diet yang Benar Ala Aderai || Tips adan Trik Fitnes Sehat

Untuk memiliki tubuh yang sehat, adalah MUTLAK untuk mengawalinya dengan PIKIRAN / MINDSET yang sehat. Adalah pikiran / mindset yang lemah apabila kita berpikir:
  • Saya mau langsing tapi tidak mau olahraga / diet.
  • Maunya dapat hasil yang cepat / instan saja, biar olahraganya enggak perlu lama-lama.
  • Waduh! Nawar deh…boleh enggak olahraga saja tapi enggak diet?
  • Hasilnya bisa berapa lama kelihatan? Soalnya saya enggak mau berkorban lama-lama.
Mindset seperti ini dijamin hanya akan menghasilkan kegagalan dalam setiap upaya hidup sehat yang kita jalani. Pada akhirnya semua kembali ke diri sendiri. Sudah ada komitmen untuk olahraga dan atur makan belum? Intinya, untuk sukses, selain kerja keras dan smart juga mutlak hapus yang namanya 3 permainan kegagalan: blame, complaint, justify:
BLAME
- Saya gemuk karena faktor keturunan dari orangtua.
- Teman saya sih, selalu ngajak makan di luar!
- Sayanya diledek terus kalau olahraga / pilih makan diet, katanya mau jadi ‘mbeeekkkk’.
- Istri / suami saya enggak kasih.
COMPLAINT
- Olahraga buat apa? Saya sudah capek kerja, masih dipaksa olahraga…
- Saya enggak ada waktu, saya sibuk sekali…begitu selesai kerja sudah lelah dan maunya pulang.
- Saya sudah lama tidak olahraga, nanti olahraga malah bikin badan saya sakit.
- Halah! Orang di pusat kebugaran kan badannya sudah bagus, nanti saya olahraga malah diketawain.
JUSTIFY:
- Maklumlah saya gemuk karena di depan rumah saya banyak rumah makan & tukang jual makanan yang enak-enak.
- Yaa…namanya sudah berkeluarga, ngapain olahraga dan diet? Punya badan bagus, mau buat apa?
- Ngapain langsing, orang harus bisa terima saya apa adanya dong! Gemuk begini, saya orangnya baik!
Kesehatan pada dasarnya adalah salah satu hal paling individu yang kita miliki. Saat sakit, orang lain suka mencibir melihat penderitaan kita, “Kok gitu saja enggak kuat?” Jawaban kita hampir selalu, “Kamu enggak tahu sih, rasa sakitnya seperti apa.”
Analogi di atas begitu jelas menggambarkan bahwa menderitanya sakit, nikmatnya sehat adalah diri kita sendiri yang merasakan. Dari analogi tersebut, kita bisa menarik berbagai sudut pandang menarik yang menjadi landasan mindset kesehatan yang lebih positif dan bijak.
1. Bahwa kita sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil yang terjadi pada tubuh kita. Tidak ada seoran gpun yang memaksa kita membeli makanan yang mengganggu kesehatan dan penampilan, tidak ada juga seorang pun yang menodongkan pistol ke kepala kita memaksa kita untuk tidak berolahraga.
2. Bahwa tubuh kita adalah rumah untuk jiwa (spirit). Jiwa, adalah suatu entitas yang suci, murni, indah, dan surgawi. Kebiasaan memasukkan makanan, minuman, obat-obatan, dan produk yang memundurkan kondisi ‘rumah’ ini adalah bertentangan bagi jiwa. Jadi adalah lumrah apabila meskipun usia ‘rumah’ masih baru, tetapi jiwa tidak ingin lama-lama menempati ‘rumah’ yang kotor, beracun, dan usang tersebut.
3. Bahwa kebiasaan-kebiasaan yang meningkatkan taraf kesehatan, yang membangun ‘rumah’ kokoh dan bertahan lama untuk jiwa ini TIDAK DAPAT DIWAKILKAN OLEH SIAPAPUN. Kita yang melakukan, kita yang dapatkan manfaatnya. Kita yang tidak melakukan, kita dan orang-orang yang kita kasihi yang terkena dampaknya.
4. Bahwa kesehatan adalah salah satu prioritas terpenting dalam hidup, jauh di atas kekayaan, pendidikan, dan karier. Tanpanya, semua yang selama ini kita jadikan alasan untuk tidak berolahraga teratur, tidak makan teratur, tidak istirahat teratur … tidak akan ada artinya.
“Waktu muda, kita buang kesehatan kita demi harta. Pada akhirnya, bahkan sebelum kita tua, kita harus membuang semua harta, merampasnya dari orang-orang yang kita sayangi, untuk mendapatkan kembali kesehatan yang sudah jauh meninggalkan kita.”
“Waktu muda, kita jaga kesehatan kita agar bisa mengumpulkan harta. Pada akhirnya, kita bisa hidup panjang menikmati dan membagikan harta yang sudah terkumpul dengan orang yang kita kasihi.”
1. Yakini bahwa kebiasaan berbeda yang baru PASTI membawa hasil yang berbeda yang baru.
Apabila kebiasaan2 baru itu dirasakan sulit, itu karena kita memilih untuk fokus pada sulitnya kebiasaan tersebut. Arahkan fokus pada nikmatnya hasil yang diraih.
2. Kebiasaan-kebiasaan sehat ini adalah untuk dijalankan seumur hidup.
Nikmatilah setiap prosesnya. Yakinlah bahwa perubahan ini bukan pengorbanan, tetapi kemenangan. Justru dengan terus-menerus berkutat dalam perangkap kenikmatan nafsu makan dan menganggap perubahan sebagai pengorbanan-lah yang akan membawa kita ke pengorbanan terbesar, yaitu kualitas hidup yang buruk, kuantitas hidup yang lebih pendek, kematian yang lambat penuh penderitaan, dan duka bagi orang-orang yang kita kasihi.
3. Just do it, NOW!
Hilangkan pikiran-pikiran negatif seperti komplain, pembenaran, penudingan. Semua itu hanya akan membuat diri kita “menerima diri kita apa adanya” sehingga muncul alasan-alasan kuat mengapa kita tidak perlu melakukan perubahan ke hidup yang lebih sehat. Memikirkan hal-hal negatif dan pembuatan alasan-alasan tersebut dijamin lebih melelahkan daripada melakukan apa yang bisa dilakukan saat ini juga. Ada pepatah mengatakan, “The hardest part is usually thinking about it. Stop thinking and start doing!”
“Hanya melalui aksi, muncul kebiasaan. Hanya melalui kebiasaan, muncul kemahiran-keluarbiasaan-kedahsyatan.”
Lakukan 4 langkah berikut:
  • Berhentilah dari merokok, tidur tidak teratur, konsumsi alkohol, dan atau narkoba
  • Kurangi / batasi: minyak, gorengan, lemak, santan, gula pasir, tepung, nasi, kentang, mie, bihun, kwetiauw, ketan.
  • Makanlah lebih banyak sayur dan protein, juga buah.
  • Tata kembali hidup dengan PERSIAPAN. Success loves preparation.
Stay strong & healthy!
Ade Rai

0 comments:

Post a Comment